Nah disana itu gw nemuin status"-nya dia. Hmm..salah satunya bunyinya gini:
Teno neno neno net!
Ups, salah! Hahahahaha. Bunyinya gini:
Tidak ada yg spesial dari seorang Maestro, mereka hanya melakukan setiap hal seakan-akan itu adalah hari terakhir hidupnya.
Pertanyaannya adalah: Kalo gitu berarti secara ga langsung, Maestronya bisa dibilang takut? Oke, gw asumsikan iya, takut. Kenapa gw berasumsi demikian. Karena kalo seseorang mengganggap setiap harinya adalah hari terakhir dalam hidupnya, maka pasti orang itu pengen melakukan yang terbaik dong di tiap harinya. Jadi ngapain takut?
*Lho bukannya yang ngasumsiin takut itu, lu sendiri ya, den? Kalo gitu ga relevan dong?
Hmmm..iya juga sih ya? Hahahahaha.
Tapi jujur ya, baca-baca kata-kata dari Chandra Bong itu, gw jadi teringat pada seorang teman. Ga perfeksionis gimana sih, cuma dia itu orangnya pengen yang komplit, sempurna, terbaik. Susah kalo ngomong ama orang yang kaya gitu. Target pada tinggi semua. *Ataukah emang gw-nya yang merendah diri?
Dan mereka tahan belajar ampe malem. Belajar walau pun keadaannya sakit. Ya kalo kata Ada Band mah..'walau badai menghadang.' Yah, padahal dibalik itu semua, mereka tidak suka. Mereka tidak menjalani yang mereka sukai.
Hmmm..bentar. Makin kesininya, jujur gw makin bingung. Arah mana yang benar. Kita hidup di dunia yang penuh dengan dualisme, dan gw baru menyadari itu? Yah..basi sih.
Sebelum gw nutup postingan kali ini, ada 2 quote terkait dengan dilemalitas ini.
dan satu lagi:
The only way to keep your health is to eat what you don't want, drink what you don't like, and do what you'd rather not. - Mark Twain
Sun is bad for you. Everything our parents said was good is bad. Sun, milk, red meat... college. - Woody Allen
Supaya klop, dan nyambung dengan judul, dengan ini gw nyatakan kalo gw ga setuju dengan ketidaksetujuan itu sendiri.
*maaf kalo maksa, dan agak membingungkan.
btw, mo nanya dong..kalo mo bikin quote gitu pagimane yak? thanks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar