Rabu, 09 Februari 2011

Machine

Gua lagi males ngomongin mesin waktu. Dua mesin yang sering gua pikirin belakangan ini adalah *eng ing eng*

1. Mesin yang Ada di Film  The Cell



Buat film-nya sendiri gua belom nonton sih. Cuma menurut movie review yang gua baca katanya kurang lebih mesin yang dipake di sini itu adalah mesin untuk melihat pikiran orang lain. Di dalam film itu sendiri dipake buat nyelidikin motif pelaku pembunuhan.

Gua cuma penasaran. Apa sih yang ada di pikiran seorang 'teman' yang satu itu. Apa sih yang jadi motif dia? Soalnya, jujur aja, gua bingung. Ga abis pikir, ada ya wanita kaya gitu? Ampe seorang temen deket gua, yang juga wanita, manggil dia 'ikan.' Karena buat cewe yang satu ini ga jauh-jauh dari jala.

Kata seorang teman, kali aja dia punya trauma di dalam keluarganya, sehingga apa yang dilakukan sekarang ini adalah bentuk pelampiasannya.

Emang sih, ini urusan dia, n gua bener udah ga ada feel. Imej dia juga yang rusak, bukan imej gua. But when i see people around me, i' m so embarrased. It's so annoying for me when people around me feel the same like what i've ever felt. And the worst part, if they keep going in that fucking game, they will dissapointed.

Intinya, gua cuma tau aja. Ga ada alasan lain selain itu.

2. Mesin yang Ada Di Film Eternal Sunshine of Spotless Mind


Kalo film yang ini...salah satu favorit gua. The most romantic movie ever! Bercerita tentang seorang pria yang tiba-tiba saja diputuskan oleh kekasihnya. Tidak ada alasan yang jelas. Tidak ada kejelasan. Dan pria itu pun mencoba alternatif solusi yang berbeda. Dia pergi ke klinik khusus yang ada mesin penghapus memori. Lalu dari sana, perjalanan penghapusan memori tentang kekasihnya pun dimulai.

Di saat dimana gua terluka, sakit, dan trauma, gua cuma pengen alat penghapus memori ini ada. Meski tidak menyembuhkan, seengganya bisa meringankan rasa sakit itu. Just what Luc Besson said, '...it is not a medicine that will save anyone's life. It is only an aspirin.'

Ketika pria itu selesai menjalani pengobatan penghapusan memori, ia hanya tinggal menunggu terbangun dari tidurnya.


Saat sang mentari perdana mulai menyapa
Saat udara pagi membuatmu lega
Saat mata yang terpejam mulai terbuka
Saat itu pula, hari yang baru telah tiba...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar